"Toleransi agama adalah jembatan yang menghubungkan kita semua, tanpa memandang perbedaan. Mari kita hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati".
"Toleransi agama adalah jembatan yang menghubungkan kita semua, tanpa memandang perbedaan. Mari kita hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati".
Menanamkan Toleransi Sejak Dini: Pengalaman Mahasiswi BSI Mengajar di SDN Suradita
Pada hari Rabu, 23 April 2025, kami—enam mahasiswi dari Universitas Bina Sarana Informatika (BSI)—berkesempatan menjalankan tugas lapangan untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan mengajar secara langsung di SDN Suradita, tepatnya di kelas 4A dan 4B. Kegiatan ini kami angkat dengan tema utama: “Toleransi Antar Umat Beragama”, sebuah nilai penting yang sangat relevan ditanamkan sejak usia dini.
Adapun anggota kelompok kami terdiri dari:
Anggita Tri Hapsari – 44240351
Desvita Putri Maharani – 44240161
Mega Utami – 44240446
Fitriyah – 44240134
Tasya Salsabila – 44240886
Wila Putri – 44241237
Kegiatan kami dimulai sejak pagi dengan sambutan hangat dari pihak sekolah. Suasana menjadi lebih menyenangkan ketika kami masuk ke ruang kelas dan disambut penuh semangat oleh siswa-siswi. Dalam sesi pembelajaran, kami mengangkat pesan utama bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekayaan yang memperkuat persatuan. Kami menyampaikan kepada siswa:
“Toleransi agama adalah jembatan yang menghubungkan kita semua, tanpa memandang perbedaan. Mari kita hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati.”
Materi kami sampaikan dengan pendekatan edukatif yang ringan dan menyenangkan. Kami mengajak siswa berdiskusi, bermain, dan berbagi cerita tentang pertemanan mereka dengan teman-teman dari latar belakang berbeda. Ternyata, anak-anak sangat terbuka dan memiliki semangat saling menghargai yang luar biasa.
Tak hanya mengajar, kami juga mengadakan sesi wawancara langsung dengan beberapa guru dan wakil kepala sekolah (wakepsek) untuk mengetahui bagaimana nilai toleransi ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Kami mendapat banyak wawasan dari mereka tentang pembentukan karakter siswa melalui kebiasaan positif, kerja sama antar siswa, dan sikap saling menghormati tanpa membedakan latar belakang.
Momen yang paling mengharukan terjadi saat kami hendak pulang. Anak-anak melambaikan tangan, beberapa bahkan berlari mengejar untuk sekadar mengucapkan terima kasih. Sambutan hangat dari para guru dan keakraban siswa membuat kami merasa diterima sepenuh hati.
Pengalaman ini bukan hanya menjadi bentuk implementasi dari teori yang kami pelajari di kampus, tetapi juga menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga. Kami belajar bahwa pendidikan agama bukan hanya tentang hafalan dan ritual, tetapi juga tentang bagaimana menjadi manusia yang toleran, berakhlak, dan mampu hidup berdampingan dengan damai di tengah keberagaman.
Melalui kegiatan ini, kami berharap nilai-nilai toleransi dapat terus tumbuh dalam diri anak-anak sejak dini, dan semoga pengalaman ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan generasi yang saling menghormati, bersatu, dan peduli sesama.
Komentar
Posting Komentar