Mahasiswi Ilmu Komunikasi UBSI BSD Edukasi Toleransi Digital di SMP Negeri 3 Cisauk Lewat Tema “Harmoni Nada”
Mahasiswi Ilmu Komunikasi UBSI BSD Edukasi Toleransi Digital di SMP Negeri 3 Cisauk Lewat Tema “Harmoni Nada”
Tangerang, 30 April 2025 — Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus BSD menggelar kegiatan edukatif bertajuk “Harmoni Nada: Satu Hati, Beragam Jiwa” di SMP Negeri 3 Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Rabu, 30 April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan menanamkan nilai toleransi digital kepada para siswa kelas 8.
Persiapan kegiatan diawali dengan kunjungan Ketua Kelompok, Anggita Tri Hapsari, yang melakukan konsultasi bersama guru pendamping, Ibu Robi, serta berkoordinasi dengan Ibu Partini sebagai perwakilan sekolah. Setelah mendapatkan izin, Anggita dan tim kembali mengunjungi sekolah untuk menyerahkan surat resmi serta memperkenalkan seluruh anggota kelompok dan menyepakati jadwal pelaksanaan.
Materi Edukasi Toleransi Digital Disampaikan secara Kolaboratif
Kegiatan inti berlangsung selama 35 menit, dengan pembagian materi yang disampaikan secara bergiliran oleh masing-masing anggota kelompok. Sesi dibuka oleh Fitriyah, yang menjelaskan pengertian toleransi digital sebagai sikap saling menghargai dalam interaksi daring. Selanjutnya, Vita memaparkan urgensi penerapan nilai tersebut bagi generasi Z, yang tumbuh dalam lingkungan digital yang dinamis.
Anggita Tri Hapsari kemudian membahas fakta-fakta penting tentang intoleransi digital yang kerap luput dari perhatian di lingkungan sekolah, seperti dampak ujaran kebencian terhadap kesehatan mental remaja. Materi berikutnya dibawakan oleh Tasya Salsabila, yang memberikan contoh konkret praktik toleransi digital, seperti menghormati perbedaan pendapat di media sosial.
Mega Utami mengajak siswa memahami cara menjaga sikap toleran di dunia maya, termasuk pentingnya berempati dan menggunakan bahasa yang santun. Sebagai penutup, Anggita Tri Hapsari merangkum seluruh isi sesi sambil mengajak siswa untuk berpikir kritis sebelum memposting sesuatu secara daring, dan menjunjung nilai harmoni dalam perbedaan.
Interaktif, Reflektif, dan Diterima dengan Baik Untuk memperkaya pemahaman peserta, sesi wawancara juga dilakukan oleh Vensianna Dole kepada dua siswa yang dipilih secara acak. Wawancara ini mengungkap bahwa siswa memahami pentingnya toleransi, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam interaksi digital.
Kegiatan ditutup dengan sesi ice breaking ringan dan momen perpisahan hangat dari para mahasiswi kepada siswa dan guru. Kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menciptakan suasana dialogis yang membangun.
Pihak sekolah menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan edukatif serupa dapat terus berlanjut. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat pendidikan karakter dan literasi digital di kalangan pelajar,” ungkap salah satu guru SMP Negeri 3 Cisauk.
Komentar
Posting Komentar